Bukan hal baru mungkin
ya bahwa ubi merupakan salah satu jenis umbi Indonesia yang mudah ditemui di
pasar tradisional akan tetapi pengolahannya hanya sebatas dikukus atau direbus.
Mentoknya ya dijadikan kolak atau digoreng. Intinya ubi jarang diolah oleh
rumah tangga dalam bentuk yang lain. Kalau bicara tentang dunia kuliner
sendiri, variasi olahan ubi sudah banyak sekali. Saking banyaknya sampai ketika
menjumpai resep olahan ubi dengan tampilan yang canggih, suka tidak percaya
bahwa makanan tersebut terbuat dari ubi.
Saya pribadi sering
melihat olahan ubi yang kurang menarik. Akhirnya jadi malas makan. Akan tetapi
banyak hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ubi mengandung karbohidrat
kompleks yang bagus untuk tubuh. Jadi menurut saya, harus diolah jadi makanan yang
enak, tampilannya menarik sehingga orang yang melihatnya mau makan. Alasan lainnya,
ubi itu murah lhooooo.... ^o^
Jadi, salah satu
jenis makanan yang saya olah dari ubi ini adalah Kue Talam Ubi Ungu. Asal
teman-teman tahu saja ya, warna ubi Indonesia itu beragam dan masing-masingnya
punya tekstur yang berbeda juga. Ada yang berwarna putih, kuning gading,
orange, ungu, putih ungu (yang terakhir ini saya jumpai di Purwokerto). Yang
membuat saya paling tertarik adalah ubi ungu. Warnanya itu lho...ungu pekat. Pewarna
makanan warna ungu tidak diperlukan deh kalau mengolah ubi yang satu ini. Hasil
jadinya makanan akan sangat cantik. Warna ungunya sangat mirip dengan pewarna
makanan. Tapi karena alami jadi aman dikonsumsi.
Kali ini saya mau
berbagi resep Kue Talam Ubi Ungu yang mana resep ini saya setorkan pada panitia
NCC untuk event Panglok Week NCC alias Pangan Lokal. Jadi sudah teruji di dapur
saya dan merupakan resep jualan dari dapur saya juga yang bernama Kanya
Kitchen. Resep asli saya peroleh dari Mbak Ricke Indriani hanya saja resep ini
sudah saya modifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Kue Talam Ubi Ungu (by
Ricke Indriani modified by Ade)
Lapisan Ungu (Bawah):
500
gr
|
Ubi
ungu
|
300
ml
|
Santan
sedang, matang (lebihkan sedikit saat membuat santan mentah, setelah matang
ditakar menjadi 300 ml)
|
½
sdt
|
Garam
|
150
gr
|
Tepung
tapioka
|
175
gr
|
Gula
pasir (silakan ditambah jika suka lebih manis)
|
½
sdt
|
Vanili
bubuk
|
Lapisan Putih (Atas)
:
400
ml
|
Santan
kental matang
|
½
sdt
|
Garam
|
60
gr
|
Tepung
beras
|
40
gr
|
Tepung
tapioka
|
2
sdm
|
Gula
pasir
|
¼
sdt
|
Vanili
bubuk
|
Cara membuatnya:
- Panaskan dandang kukusan/klakat. Jika memakai dandang biasa, lapisi tutupnya dengan serbet bersih.
- Lapisan bawah (ungu) : Blender ubi ungu dan ½ bagian santan sampai benar-benar halus. Tuang ke dalam wadah/baskom. Masukkan sisa santan sambil diaduk rata hingga adonan halus licin. Tuang ke dalam cetakan yang sudah diolesi dengan sedikit minyak goreng. Isi sampai 2/3 tinggi cetakan. Kukus selama 10 menit.
- Lapisan atas (putih) : campur dan aduk rata semua bahan. Tuang ke atas lapisan bawah (ungu) tadi. Kukus kembali 10 menit atau hingga lapisan atas ‘set’ atau memadat. Angkat. Biarkan sampai agak hangat dalam cetakan lalu keluarkan.
Note :
Kadar air dalam ubi
berbeda-beda. Kebetulan ubi ungu merupakan jenis ubi yang mengandung banyak air
seperti halnya ubi kuning atau orange. Untuk ubi putih ungu (ketika dikupas
putih tetapi saat diiris ada lapisan ungu di dalamnya) termasuk ubi yang
mengandung sedikit air jadi santan juga saya tambahkan. Jumlah santan
pada lapisan ungu bisa disesuaikan, adonan akhirnya cukup kental dan tidak
terlalu encer tapi juga tidak terlalu berat.
Selamat mencoba
No comments:
Post a Comment